Selasa, 02 Juni 2015

Ge Pamungkas: Main Game Untuk Serius

Pada perayaan BUSA 2014 yang diadakan bulan Oktober lalu, sekolah kita kedatangan guest star istimewa nih, guys. Yup, Genrifinadi Pamungkas atau yang biasa dipanggil dengan Ge Pamungkas ini adalah guest star utama kita pada BUSA 2014 lalu. Cowok kelahiran Jakarta 25 Januari 1989 ini juga berkesempatan untuk diwawancara oleh AKSARA, lho. Kita simak yuk wawancaranya...


Apa sih yang bikin kak Ge 'kecanduan' jadi stand-up comedian?
Selain 'sensasi' yang dihasilkan dari ketawa, juga kebebasan gue untuk beropini. Misalnya ada mahasiswa yang ngga suka sama kebijakan pemerintah, karena dia ngga ada yang dengerin jadi dia turun ke jalan. Kalo gue disini kan ada yang dengerin, jadi gue ngga perlu teriak-teriak di jalanan dan bikin macet yang jadinya antipati, tapi gue disini juga untuk menyampaikan semuanya tapi dibungkus dengan komedi.

 Menurut cerita kakak, kakak waktu kecil kan introvert, apakah waktu kakak kecil pernah kepikiran untuk jadi seorang stand-up comedian?
Sejak kecil tuh cita-cita gue adalah jadi menteri luar negeri, dunia politik lah. Trus emang jarang bergaul gara-gara waktu itu pergaulan gue ngga ada. Kayak ibaratnya tuh ada dua kubu, yang satu clubber yang suka di dunia malam gitu, satu lagi kubu yang kejepang-jepangan yang suka Jepang,  dan gue ngga masuk di dalam keduanya. Gue kayaknya kubu gamer, soalnya gue suka main game dan gue dulu main game itu untuk serius. Terus dulu gue tuh main game bareng adek kelas, terus juga bareng anak-anak dari sekolah lain.

Terus kalau misalnya ada kesempatan untuk menekuni hal lain kira-kira apa? Atau meneruskan di dunia stand-up comedy?
Ya kalau ada kesempatan sih gue tetep bakal milih politik, soalnya dari kecil gue emang udah suka politik.

Nah di BUSA kali ini kan temanya tahun 90-an dan pentingnya berbahasa, dan menurut kak Ge seberapa penting penggunaan bahasa yang baik dan benar di atas panggung?
Tentu saja sangat penting, karena dalam berkomunikasi kita selalu bermain dengan theatre of mind. Ketika kita mikirnya 'A', pastikan bahasa kita membuat para penonton mikirnya 'A' juga.  Jangan jadi 'A', terus yang lain mikirnya 'B'. Kayak misalnya ada seorang ibu-ibu bilang "Aduh, anaknya gede banget ", sama seorang cewek seksi bilang "Aduh, anaknya gede banget ". Nah, itu kan sesuatu yang berbeda, jadi emang penting banget, bahasa harusnya jadi elemen yang ngga boleh dianggap remeh. Banyak orang yang bilang "Ah kan gue orang Indonesia, gue tinggal di Indonesia, gue kerja di Indonesia " tapi orang itu ngga tau, dia ngga tau seberapa pentingnya bahasa Indonesia itu.

 Dalam dunia stand-up, apakah ada faktor penting selain penggunaan bahasa?
Ada, yaitu opini atau materi stand-up, maksudnya disini adalah apa yang ingin kamu utarakan.  Simpelnya sih apa yang mau diomongin waktu stand-up.

Apa kakak punya pelawak atau stand-up comedian favorit?
Wah lumayan banyak nih. Kalau buat luar negeri gue suka Robin Williams, Jim Carrey, sama Kevin Hart. Kalau dalam negerinya itu Isman H. Suryaman, Panji, Ernest Prakasa, Arie 'Kriting', sama Babe Cabita. Kalau untuk sekarang favorit gue sih Babe, soalnya dia di atas panggung dan di bawah panggung emang udah lucu. Jadi lucunya dia tuh jujur, lucu yang alami, dia juga orangnya menyenangkan baik di bawah panggung maupun di atas panggung.

Dengan pencapaian kak Ge saat ini, apakah kakak sudah merasa puas atau merasa masih ada yang harus ditingkatkan lagi?
Ya gue sih merasa masih harus ditingkatkan lagi, soalnya gue belum nemu materi yang bisa bikin gue ketawa lagi. Karena biasanya materi itu ditulis kalau gue juga ketawa.

Di BUSA tahun 2014 ini kan ada lomba stand-up comedy, terus apa tips-tips dari kakak buat temen-temen yang masih pemula di dunia stand-up comedy?
Jangan pikirkan apa yang lucu buat orang lain, tapi pikirkan apa yang lucu menurut diri kalian sendiri. Kalau kalian nulis dan diri kalian ketawa, nah itu lucu buat kalian. Jadi 'PR' kalian setelah kalian menemukan hal yang menurut kalian lucu adalah gimana caranya agar bahasa kalian sama dengan bahasa di otak penonton. Supaya theatre of mind penonton sama dengan theatre of mind kalian. Kalau penontonnya ngga ketawa, bukan berarti materi kalian ngga lucu, bukan apa yang kalian sampaikan ngga lucu, tapi penyampaiannya yang salah. Jadi orang ngga nangkep maksud dari materi lu apa.
Selain itu juga jangan langsung naik ke panggung kayak open mic gitu, jadi cari materi dulu terus kasih waktu maksimal seminggu buat nulis materi kalian.

 Oke deh, terima kasih ya kak. Semoga makin sukses ^_^9!
Iya, sama-sama, sukses juga ya buat AKSARA.

Reporter: Nova dan Dhini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar